Prof. Din Syamsuddin Ingin Kembali ke NU ?

Muslimedianews.com, Jakarta ~ Ketua Umum PP
Muhammadiyah Prof Din Syamsuddin menyatakan,
dirinya adalah bagian dari NU. “Saya sejak kecil
berkultur NU karena Bapak saya itu NU, sebab
itu saya dulu disekolahkan di SD NU, SMP NU, dan
SMA NU hingga saya menjadi Ketua IPNU di
Sumbawa,” ujar Din.
Ia berbicara dalam Rakernas dan Mukernas
Muslimat NU di Gedung Serba Guna 1 Asrama
Haji Pondok Gede Jakarta, Jumat (30/5/2014).
Ia diundang dalam kapasitasnya sebagai Ketua
Umum MUI menggantikan Kiai Sahal Mahfudh,
namun ia tidak bisa mengelak bahwa ia adalah
Ketua Umum PP Muhammadiyah yang pernah aktif
di NU.
“ Sekarang saya sudah terlanjur pindah ke
Muhammadiyyah, jadi mohon direlakan. Dan kalau
suatu waktu saya kembali ke NU, mohon
diterima. Kalau bahasa perkawinannya mungkin
rujuk,” ujar Din, disambut tawa para peserta
Rakernas.
Kata Din, di Muhammadiyyah, dia telah menjabat
ketua umum selama dua periode, sehingga tak
mungkin mencalonkan diri kembali. Karena itu
memungkinkan bagi dia untuk kembali aktif di
NU.
“ Saya sudah dua periode dan tak bisa
mencalonkan lagi, kalau di Muktamar NU nanti
saya kembali ke NU harap diterima. Saya
bersedia kalau jadi penasihat Muslimat NU,”
katanya berseloroh lagi.
Dalam kesempatan itu ia secara pribadi
menginginkan kedua ormas Islam terbesar di
Indonesia yaitu NU dan Muhammadiyah dapat
bersatu. Karena, menurutnya, maju mundurnya
Negara ini tergantung maju mundurnya umat
Islam di Indonesia.
“Hal ini mengingat secara historis, umat Islam
ikut andil dalam pendirian Negara ini dan secara
demografis, penduduk Indonesia mayoritas
beragama Islam,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa ada dua
komponen kemajuan yang tersurat dalam
Pembukaan UUD 1945. “Pertama, memajukan
kesejahteraan umum, dan kedua mencerdaskan
kehidupan bangsa,” terang Din.
Pleno XI ini dihadiri tak kurang dari 500 peserta
Rakernas dan Mukernas Muslimat NU yang
dilanjutkan dengan tanya jawab dengan
dimoderatori langsung oleh Ketua Umum Muslimat
NU Hj Khofifah Indar Parawansa dengan Hj Arifa
Agustina sebagai notulen. Pleno ini merupakan
Pleno panel dengan narasumber sebelumnya,
mustasyar PBNU HM Jusuf Kalla. (Fathoni/Anam)
Sumber : nu.or.id/Foto ilustrasi:
www.umm.ac.id

Membaca Shalawat untuk Nabi

Membaca shalawat adalah salah satu
amalan yang disenangi orang-orang NU,
disamping amalan-amalan lain semacam
itu. Ada shalawat “Nariyah”, ada “Thibbi
Qulub”. Ada shalawat “Tunjina”, dan
masih banyak lagi. Belum lagi bacaan
“hizib” dan “rawatib” yang tak terhitung
banyaknya. Semua itu mendorong
semangat keagamaan dan cita-cita
kepada Rasulullah sekaligus ibadah.
Salah satu hadits yang membuat kita
rajin membaca shalawat ialah: Rasulullah
bersabda: Siapa membaca shalawat
untukku, Allah akan membalasnya 10
kebaikan, diampuni 10 dosanya, dan
ditambah 10 derajat baginya. Makanya,
bagi orang-orang NU, setiap kegiatan
keagamaan bisa disisipi bacaan shalawat
dengan segala ragamnya.
Salah satu shalawat yang sangat popular
ialah “Shalawat Badar”. Hampir setiap
warga NU, dari anak kecil sampai kakek
dan nenek, dapat dipastikan melantunkan
shalawat Badar. Bahkan saking
populernya, orang bukan NU pun ikut
hafal karena pagi, siang, malam, acara
dimana dan kapan saja “Shalawat Badar”
selalu dilantunkan bersama-sama.
Shalawat yang satu ini, “shalawat
Nariyah”, tidak kalah populernya di
kalangan warga NU. Khususnya bila
menghadapi problem hidup yang sulit
dipecahkan maka tidak ada jalan lain
selain mengembalikan persoalan pelik itu
kepada Allah. Dan shalawat Nariyah
adalah salah satu jalan mengadu kepada-
Nya.
Salah satu shalawat lain yang mustajab
ialah shalawat Tafrijiyah Qurtubiyah,
yang disebut orang Maroko shalawat
Nariyah karena jika mereka (umat Islam)
mengharapkan apa yang dicita-citakan,
atau ingin menolak apa yang tidak
disuka, mereka berkumpul dalam satu
majelis untuk membaca shalawat Nariyah
ini sebanyak 4444 kali, tercapailah apa
yang dikehendaki dengan cepat bi
idznillah. Shalawat ini juga oleh para ahli
yang tahu rahasia alam.
Imam Dainuri memberikan komentarnya:
Siapa membaca shalawat ini sehabis
shalat (fardlu) 11 kali digunakan sebagai
wiridan maka rejekinya tidak akan putus,
disamping mendapatkan pangkat/
kedudukan dan tingkatan orang kaya.
(Khaziyat al-Asrar , hlm 179)
Simak sabda Rasulullah SAW berikut ini:
ﻭَﺃﺧْﺮَﺝَ ﺍﺑْﻦُ ﻣُﻨْﺬَﺓ ﻋَﻦْ ﺟَﺎﺑِﺮٍ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪ
ﻋَﻨﻪُ ﺃﻧّﻪُ ﻗﺎﻝ ﻗﺎﻝ َ ﺭﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠّﻰ
ﺍﻟﻠﻪ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠّﻢَ : ﻣَﻦْ ﺻَﻠّﻰ ﻋَﻠَﻲَّ ﻛُﻞّ
ﻳَﻮْﻡٍ ﻣِﺌَﺔ ﻣَﺮّﺓٍ – ﻭَﻓِﻲْ ﺭِﻭَﺍﻳَﺔٍ – ﻣَﻦْ
ﺻَﻠَّﻰ ﻋَﻠَﻲَّ ﻓِﻲ ﺍﻟﻴَﻮْﻡِ ﻣِﺌَﺔ ﻣَﺮّﺓٍ ﻗَﻀَﻰ
ﺍﻟﻠﻪُ ﻟَﻪُ ﻣِﺌَﺔ ﺣَﺠَّﺔٍ – ﺳَﺒْﻌِﻴْﻦَ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﻓﻲ
ﺍﻷﺧِﺮَﺓِ ﻭَﺛَﻼﺛِﻴْﻦَ ﻓِﻲ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ – ﺇﻟﻰ ﺃﻥْ
ﻗﺎﻝ – ﻭَﺭُﻭِﻱَ ﺃﻥ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲَّ ﺻَﻠّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ
ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗﺎﻝ : ﺍﻛْﺜَﺮُﻭﺍ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺼَّﻼﺓِ
ﻋَﻠَﻲَّ ﻓَﺈﻧّﻬَﺎ ﺗَﺤِﻞُّ ﺍْﻟﻌَﻘْﺪَ ﻭَﺗَﻔْﺮﺝُ ﺍﻟﻜُﺮَﺏَ –
ﻛَﺬَﺍ ﻓِﻲْ ﺍﻟﻨﺰﻫَﺔِ
Hadits Ibnu Mundah dari Jabir, ia
mengatakan: Rasulullah SAW bersabda:
S iapa membaca shalawat kepadaku 100
kali maka Allah akan mengijabahi 100
kali hajatnya; 70 hajatnya di akhirat, dan
30 di dunia. Sampai kata-kata … dan
hadits Rasulullah yang mengatakan:
Perbanyaklah shalawat kepadaku karena
dapat memecahkan masalah dan
menghilangkan kesedihan . Demikian
seperti tertuang dalam kitab an-Nuzhah .
Rasulullah di alam barzakh mendengar
bacaan shalawat dan salam dan dia akan
menjawabnya sesuai jawaban yang
terkait dari salam dan shalawat tadi.
Seperti tersebut dalam hadits. Rasulullah
SAW bersabda: Hidupku, juga matiku,
lebih baik dari kalian. Kalian
membicarakan dan juga dibicarakan,
amal-amal kalian disampaikan kepadaku;
jika saya tahu amal itu baik, aku memuji
Allah, tetapi kalau buruk aku mintakan
ampun kepada Allah. (Hadits riwayat Al-
hafizh Ismail Al-Qadhi, dalam bab
shalawat ‘ala an-Nabi ).
Imam Haitami dalam kitab Majma’ az-
Zawaid meyakini bahwa hadits di atas
adalah shahih. Hal ini jelas bahwa
Rasulullah memintakan ampun umatnya
(istighfar) di alam barzakh. Istighfar
adalah doa, dan doa Rasul untuk
umatnya pasti bermanfaat.
Ada lagi hadits lain. Rasulullah bersabda:
Tidak seorang pun yang memberi salam
kepadaku kecuali Allah akan
menyampaikan kepada ruhku sehingga
aku bisa menjawab salam itu. (HR. Abu
Dawud dari Abu Hurairah. Ada di kitab
Imam an-Nawawi, dan sanadnya shahih)
Sumber: KH Munawwir Abdul Fattah
Pengasuh Pesantren Krapyak, Yogyakarta

NU Arab Saudi Siapakan Konferensi Cabang

Muslimedianews.com, Jeddah ~ Pengurus Cabang
Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Arab Saudi
mengadakan musyawarah di Masjid Indonesia di
Jeddah, Jumat (16/5/2014) siang waktu
setempat, menindaklanjuti surat dari Pengurus
Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk segera
menggelar konferensi cabang (Konfercab).
Rapat tersebut menyepakati pembentukan pantia
dengan ketua SC H Noor Halim Masykuri dan
ketua OC HM Makdud Marhol. Rencananya,
Konfercab akan dilaksanakan pada 19-20 Juni
2014 di Masjid Indonesia di Jeddah.
Panitia yang telah terbentuk berkomitmen akan
segera bekerja untuk suksesnya
penyelenggaraan forum tertinggi di cabang
tersebut. Selain diskusi tentang berbagai
persoalan, Konfercab juga akan memilih
kepemimpinan baru. Pengesahan panitia
konfercab tersebut di hadiri seluruh pengurus
harian PCINU Arab Saudi, Gerakan Pemuda
Ansor, dan sejumlah elements masyarakat dan
beberapa anggota BMI-SA. (Ahmad Thobib/
Mahbib/sumber: nu.or.id)

NU Sebagai Organisasi Sosial Keagamaan

Tujuan

Menegakkan ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah waljama'ah di tengah-tengah kehidupan masyarakat, di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Usaha

  1. Di bidang agama, melaksanakan dakwah Islamiyah dan meningkatkan rasa persaudaraan yang berpijak pada semangat persatuan dalam perbedaan.
  2. Di bidang pendidikan, menyelenggarakan pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam, untuk membentuk muslim yang bertakwa, berbudi luhur, berpengetahuan luas.Hal ini terbukti dengan lahirnya Lembaga-lembaga Pendidikan yang bernuansa NU dan sudah tersebar di berbagai daerah khususnya di Pulau Jawa.
  3. Di bidang sosial budaya, mengusahakan kesejahteraan rakyat serta kebudayaan yang sesuai dengan nilai keislaman dan kemanusiaan.
  4. Di bidang ekonomi, mengusahakan pemerataan kesempatan untuk menikmati hasil pembangunan, dengan mengutamakan berkembangnya ekonomi rakyat.Hal ini ditandai dengan lahirnya BMT dan Badan Keuangan lain yang yang telah terbukti membantu masyarakat.
  5. Mengembangkan usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat luas. NU berusaha mengabdi dan menjadi yang terbaik bagi masyrakat.

Struktur

  1. Pengurus Besar (tingkat Pusat).
  2. Pengurus Wilayah (tingkat Propinsi), terdapat 33 Wilayah.
  3. Pengurus Cabang (tingkat Kabupaten/Kota) atau Pengurus Cabang Istimewa untuk kepengurusan di luar negeri, terdapat 439 Cabang dan 15 Cabang Istimewa.
  4. Pengurus Majlis Wakil Cabang / MWC (tingkat Kecamatan), terdapat 5.450 Majelis Wakil Cabang.
  5. Pengurus Ranting (tingkat Desa / Kelurahan), terdapat 47.125 Ranting.
Untuk Pusat, Wilayah, Cabang, dan Majelis Wakil Cabang, setiap kepengurusan terdiri dari:
  1. Mustasyar (Penasihat)
  2. Syuriyah (Pimpinan tertinggi)
  3. Tanfidziyah (Pelaksana Harian)
Untuk Ranting, setiap kepengurusan terdiri dari:
  1. Syuriyah (Pimpinan tertinggi)
  2. Tanfidziyah (Pelaksana harian)

Lembaga

Merupakan pelaksana kebijakan NU yang berkaitan dengan suatu bidang tertentu. Lembaga ini meliputi:
  1. Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) 
  2. Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama (LP Ma'arif NU)
  3. Lembaga Pelayanan Kesehatan Nahdlatul Ulama ( LPKNU )
  4. Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU)
  5. Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LP2NU)
  6. Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI)* (Indonesia) Lembaga Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama- Asosiasi Pesantren Nahdlatul Ulama
  7. Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU)
  8. Lembaga Takmir Masjid (LTM)
  9. Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia NU
  10. Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (SARBUMUSI)
  11. Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum (LPBH)
  12. Lajnah Bahtsul Masail (LBM-NU)
  13. Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU)
  14. Lembaga Badan Halal Nahdlatul Ulama (LBHNU)

Lajnah

Merupakan pelaksana program Nahdlatul Ulama (NU) yang memerlukan penanganan khusus. Lajnah ini meliputi:
  1. Lajnah Falakiyah (LF-NU)
  2. Lajnah Ta'lif wan Nasyr (LTN-NU)
  3. Lajnah Auqaf (LA-NU)
  4. Lajnah Zakat, Infaq, dan Shadaqah (Lazis NU)

Badan Otonom

Merupakan pelaksana kebijakan NU yang berkaitan dengan kelompok masyarakat tertentu. Badan Otonom ini meliputi:
  1. Jam'iyyah Ahli Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyah
  2. Muslimat Nahdlatul Ulama
  3. Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor)
  4. Fatayat Nahdlatul Ulama
  5. Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU)
  6. Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU)
  7. Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU)
  8. Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa (PSNU Pagar Nusa)
  9. Jami'iyyatul Qurro wal Huffadz (JQH)
  10. Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU)

 Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Nahdlatul_%27Ulama#Sejarah
Baca Juga : NU Cabang Alabio

SEJARAH BERDIRINYA NAHDLATUL'ULAMA

Keterbelakangan baik secara mental, maupun ekonomi yang dialami bangsa Indonesia, akibat penjajahan maupun akibat kungkungan tradisi, telah menggugah kesadaran kaum terpelajar untuk memperjuangkan martabat bangsa ini, melalui jalan pendidikan dan organisasi. Gerakan yang muncul 1908 tersebut dikenal dengan "Kebangkitan Nasional". Semangat kebangkitan memang terus menyebar ke mana-mana - setelah rakyat pribumi sadar terhadap penderitaan dan ketertinggalannya dengan bangsa lain. Sebagai jawabannya, muncullah berbagai organisasi pendidikan dan pembebasan.
Kalangan pesantren yang selama ini gigih melawan kolonialisme, merespon kebangkitan nasional tersebut dengan membentuk organisasi pergerakan, seperti Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air) pada 1916. Kemudian pada tahun 1918 didirikan Taswirul Afkar atau dikenal juga dengan "Nahdlatul Fikri" (kebangkitan pemikiran), sebagai wahana pendidikan sosial politik kaum dan keagamaan kaum santri. Dari situ kemudian didirikan Nahdlatut Tujjar, (pergerakan kaum saudagar). Serikat itu dijadikan basis untuk memperbaiki perekonomian rakyat. Dengan adanya Nahdlatul Tujjar itu, maka Taswirul Afkar, selain tampil sebagai kelompok studi juga menjadi lembaga pendidikan yang berkembang sangat pesat dan memiliki cabang di beberapa kota.
K.H. Hasyim Asyhari, Rais Akbar (ketua) pertama NU.
Berangkan komite dan berbagai organisasi yang bersifat embrional dan ad hoc, maka setelah itu dirasa perlu untuk membentuk organisasi yang lebih mencakup dan lebih sistematis, untuk mengantisipasi perkembangan zaman. Maka setelah berkordinasi dengan berbagai kyai, akhirnya muncul kesepakatan untuk membentuk organisasi yang bernama Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama) pada 16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926). Organisasi ini dipimpin oleh K.H. Hasyim Asy'ari sebagai Rais Akbar.
Untuk menegaskan prisip dasar organisasi ini, maka K.H. Hasyim Asy'ari merumuskan kitab Qanun Asasi (prinsip dasar), kemudian juga merumuskan kitab I'tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah. Kedua kitab tersebut kemudian diejawantahkan dalam khittah NU, yang dijadikan sebagai dasar dan rujukan warga NU dalam berpikir dan bertindak dalam bidang sosial, keagamaan dan politik.

Baca Juga : Sejarah Berdirinya NU Cabang Alabio.
Saat membahas materi Ziarah Wali Songo pada pokok bahasan sejarah Budaya Islam kelas IX, "Tokoh Penyebar Islam di pulau Jawa" bersama siswa. Timbul sebuah tema diskusi menarik. Seorang siswa saya melontarkan pertanyaan apakah ziarah kemakam wali suatu perbuatan syirik?
Kemudian bermacam-macam pendapat dari siswa mengalir sesuai pengetahuan dan persepsi mereka masing masing.
Saat memberikan pandangan ke siswa sy teringat dg peristiwa yg baru2 ini terjadi di Jogjakarta.  Yakni penghancuran Makam cucu Sultan
Hamengku Buwono VI oleh orang- bercadar karena dianggap sumber kesyirikan.
Masyarakat Indonesia pada umumnya
memiliki tradisi ziarah ke makam sebagai
penghormatan dan bukan sebagai kegiatan
musyrik yang berlawanan dengan aqidah
Islam. Tradisi yang telah menjadi budaya
itu harus dihormati dan sekaligus didukung
sebagai rasa cinta kepada leluhur. Ziarah ke
makam merupakan kearifan
lokal yang mampu menguatkan pertautan
batin sesama manusia (‘alaqoh ruh). Lebih
dari itu, mereka yang melakukan ziarah
bisa mengambil pelajaran dari perilaku dan
tauladan yang dilakukan para pendahulu
atau tokoh yang diziarahi. Tradisi itu juga
sebagai bentuk dzikir yaitu mengingatkan
mereka yang masih hidup suatu saat akan
kembali kepada Sang Pencipta".
Masyarakat Banjar juga merupakan pemelihara tradisi ziarah kubur. Kalau tradisi tersebut dianggap syirik maka kalau bgitu pemahamannya gawat. Datang
ke kubur nymbah kubur, datang ke
borobodor, nyembah candi, hormat
bendera= nyembah bendera, menghormati abah mama menyembah manusia.dst.
Jadi upaya penghancuran makam dpt memicu konflik horizontal. Sebab masyarakat. Terutama ahli waris tdk akan terima makam nenek moyangnya dirusak.

NU CABANG ALABIO PERIODE 2009-2014



Profil NU Cabang Alabio 2009-2014


No
URAIAN
KETERANGAN
1.

2.

3.
4.
5.
6.
7.

NU Alabio Berdiri  27 Oktober 1938 M /1357 H

Pengurus Cabang NU Alabio
(Periode 2009-2014)
Alamat                        : Jl.Bahagia No.43 Alabio
Kode Pos        : 71455
Telp/Fax          : (0527) 62446
e-Mail              : nucabangalabio@gmail.com
Webblog          : www.nucabangalabio.blogspot.com

SK Hoofdbestuur NU

SK PBNU:
No: 417/A.1.04.d/06/2009
Tgl. :20 Juni 2009 M
        26  Jumadil A 1430 H





NU Cabang alabio merupakan cabang NU yang cukup aktif dalam berorganisasi. Terbukti dengan berbagai kegiatan yang selalu dilaksanakan oleh pengurus dan didukung penuh oleh seluruh Ulama-ulama NU serta unsur pemerintah. NU Cabang Alabio telah memiliki sebuah gedung yang cukup reresentatif untukmelaksanakan berbagai kegiatan organisasi NU. Posisinya berada di Pusat Kota Kecamatan Sungai Pandan di Jalan Bahagia No 043 tepat di komplek Madrasah al Yasriyah dengan adapun fokus  kegiatan yang dilaksanakan meliputi :
1)      Menata MWCNU dan PRNU
2)      Menggiatkan LINU
3)      Batsul Masail
4)      Pendaftaran Anggota
5)      Ta’mir Masajid
6)      Menjelaskan tentang Fadlail penyelenggaraan fardhu kifayah dan usaha –usaha untuk meraih  mabadi khaira ummah.
Adapun kepengurusan sekarang masuk pada periode masa bakti 2009-2014 dengan surat keputusan Ketua Umum PBNU Nomor 417/A.II.04.d/06/2009  tanggal 26 Jumadil Akhir 1430 H/20 Juni 2009M dengan cap dan tertanda, Dr. K.H. A. Sahal Mahfudz ( Rais Aam); Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA (katib Aam); H. A. Hasyim Muzadi (Ketua Umum)  dan Dr. H. Ending Turmudi, MA (Sekjen).
Adapun susunan lengkap kepengurusan NU Cabang Alabio  masa jabatan 2009-2014  sebagai berikut:
a.       MUSTASYAR: K.H.Zarkasyi; K.H.Maseran Makshum; K.H. Abdurrahim; K.H. Asmuni; K.H. M.Zaini, Bst; H.Mawi; K.H.Muhammad Shawab; K.H. Mursyidi; H. Jumberi Mar’i
b.      SYURIYAH
1)      Rais             : K.H. Abdullah
2)      Wakil Rais              : K. H.Muhammad Ramli
3)      Wakil Rais              : K. H. Abdul Bari
4)      Wakil Rais              : K. H.Hasbullah Manan
5)      Wakil Rais              : K.H. Fahruddin
6)      Wakil Rais              : K.H. Hasan Rabbah
7)      Wakil Rais              : K.H. Ahmad Basuni
8)      Wakil Rais              : K. H.Abdul Majid. HB
a.      KATIB                       :
1)      Drs. H. Fathurrahman.HM, S.Ag
2)      Wakil Katib            : K.H. Ahmad.HZ
3)      Wakil Katib            : H.Hanafi
4)      Wakil Katib            : Ust. Mahyuni Asnan
5)      Wakil Katib            : Ust. M. Anshari
b.      A’WAN          : K.H. Hasbullah; K. H. Kasful; K. H. Jamili; K.H. M. Ilmi; K.H.Husni; H. Hasan Basri, BA; Muhammad Syar’I; H. Ahmad Suhaimi; H. A.Burhanuddin; H.Suharli: Muhammad Rasyid; H.Mahyuni; M.Ainani. B; H. A.Bustani, H.BahrulIlmi; Gazali Rahman (Bambang).H. Asmuni; H. Syahrani; H.M. Zarkasi; H. Yusnani
c.       TANFIDZIYAH
1)      Ketua                   : H. Syaifuddin. MR,S.Ag
2)      Wakil Ketua         : K. H.Ideham Khalid, BA
3)      Wakil Ketua         : H. Fauzi Inany
4)      Wakil Ketua         : H. Ideham Khalid,S.Pd
5)      Wakil Ketua         : Mawardi, SH,M.Hum
6)      Wakil Ketua         : H. Norani, S.H
7)      Wakil Ketua         : Suhaimi.A, SH
8)      Wakil Ketua         : Ardimansyahrani. Bs
9)      Wakil Ketua         : Drs. H. Asnawi
d.      SEKRETARIS
1)      H.Herwansyah Budi,S.Pd
2)      Wakil Sekretaris   :  Teddy Suryana, S.Pd.I
3)      Wakil Sekretaris   : Kasrani, S.Pd.I, M.Pd
4)      Wakil Sekretaris   : Hasan Anshari, S.Ag
5)      Wakil Sekretaris   : Drs. H. Herli Ruspiani
6)      Wakil Sekretaris   : Jauhari,S.Pd
7)      Wakil Sekretaris   : Wahidinnor, S.Pd.I

e.       BENDAHARA
1)      H.Muhammad Arsyad
2)      Wakil Bendahara    : H. Surkati, A.Ma.Pd
3)      Wakil Bendahara    : H.Iriansyah

Contact PCNU Alabio: Telp./Fax (0527)62446
                                     Email : nucabangalabio@gmail.com