SEJARAH BERDIRINYA NU CABANG ALABIO


           A. Latar Belakang Pembentukan
Alabio Merupakan Ibu kota kecamatan Sungai Pandan. sebelum terjadi pemekaran, wilayah Kecamatan Sungai Pandan juga meliputi wilayah Kecamatan Sungai Tabukan. Merupakan dua buah kecamatan di wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara.
NU Cabang Alabio sendiri berdiri bermula dari situasi pada masa itu kaum tuha terbagi menjadi faksi-faksi (kelompok-kelompok). Lahirnya kelompok-kelompok diatas karena perbedaan memaknai ‘amal daur, yakni usaha pembayaran fawa’it  mayit ala Hanafi.sehingga ada pro dan kontra diantara meeka.yang pro disebut kaum banyak ( putih). Dan yang konra disebut kaum sedikit (hijau). Masing-masing kaum hidup dalam komunitas intern mereka sendiri-sendiri. Keadaan ini berlangsung cukup lama.
Sadar akan kekeliruan mereka selama ini, timbul keinginan untuk Ishlah. Mereka mau tegak sama tinggi dan duduk sama rendah. Dengan menghilangkan ego pada diri masing-masing kelompok. Mereka ingin semua berada dalam bingkai persatuan. Sebab sejatinya  merek adalah warga kaum tuha secara utuh. Bukan  kaum tuha yang disertai embel-embel putih atau hijau.
B.     Proses Pembentukan
Setelah memperhatikan berbagai kondisi yang terjadi, dan disepakati untuk melakukan musyawarah. Hingga pada waktu yang telah disepakati mereka duduk bersama disuatu ruang dengan mendapat pencerahan dari 3 orang tokoh yaitu H. Leman ( H.Iman/Pembakal Galagah(Sungai Tabukan); H. Basthami (Tokoh Masyarakat); dan H. Birhasani (tokoh muda).mereka menyatakan bahwa kaum tuha sekarang centang perenang karena tidak memiliki organisasi. Lebih lebih lagi masyarakat Galagah (Sungai Tabukan), tidak seperti masyarakat Sungai Pandan, Teluk Betung dan lainnya.
H. Birhasani pada saat itu menyatakan bahwa beliau sangat mendukung jika mereka membentuk organisasi/perkumpulan. Beliau menilik ke daerah Surabaya  ada organisasi yang didirikan oleh para ulama  dengan nama Jam’iyah Nahdlatul‘Oelama [1] Seluruh peserta ishlah waktu itu terlihat sangat antusiasdan setuju dengan paparan serta gagasan ketiga tokoh tersebut.
Sebagai tindak lanjutnya mereka setuju mengirim empat orang utusan  menghadap konsulat  NO Borneo di Barabai. Mereka yang dikirim adalah Tn. Gr.H. Masri, H.Basthami, H.Birhasani dan H. Kadri Tarmum. Konsulat menerimabaik maksud keempat utusan tersebut dan menjadwalkan peresmian NO Alabio di Galagah (Sungai Tabukan) pada 1357 H/ 27 Oktober 1938. Sebelum persemian  dsampiakan pengenalan NU di galagah, latar belakang kelahiran, asas, tujuan dan AD/ART.
Peresmian berdirinya NU cabang Alabio  di Galagah diramaikan oleh kehadiran  berbagai unsur berikut : Pemerintah/Politike Intellegent;perwakilan pimpinan partai; pengurus kesenian sinoman/hadrah; dan warga kaum tuha sendiri.
Dikarenakan NU Alabio di Galagah merupakan harkah (gerakan) yang sesuai dengan daerah gerakannya maka dia bertanggung jawab terhadap gerakan di wilayah  Kewedanaan  Alabio. Untuk mengurusi  gerakan NU tersebut  sudah semestinya  diperlukan kepengurusan yang refresentatif. Maka pada tanggal 4 Nopember 1938 diadakan pemilihan kepengurusan  NU cabang Alabio di Galagah.
Kemudian terpilihlah Algemene  Syuriyah  seperti berikut:
a.       Rais                                   : Tn.gr. H.Mukri
b.      Katib                                 : H. Birhasani
Sedangkan Algemene Tanfidziyah terpilih seperti berikut:
a.       Mustayar                           : Pembakal H. Leman (H.Iman)
b.      Ketua                                : H. Kadri Tarmum
c.       Sekretaris                          : M. Hanafiah
d.      Bendahara                         : H.Basthami
Algemene Anshor terpilih :
1.      Komisaris Cabang             : H.Birhasani
2.      Sekretaris                          : M. Dedi Afandi
Hasil pemilihan pengurus cabang NU Alabio di Galagah disampaikan  ke Hoofdbestuur NU  di Surabaya dengan rekomendasi Konsulat Borneo untuk mendapatkan Syahadah[2]. Syahadah tersebut kemudian diterima oleh pengurus pada bulan April 1939 M, tertanggal 11 Maret 1939 dengan nomor cabang untuk Alabio 102.
C.      Aktifitas NU di Galagah
Setelah terbentuk kepengurusan NU maka pengurus terpilih mulai melakukan berbagai aktifitas organisasi. Beberapa kegiatan yang mula-mula dilakukan antara lain:
a.       Memberi petunjuk kepada seluruh warga Nahdliyin untukmeninggalkan tindakan-tindakan yang kurang terpuji  dimasa lalu  dengan mengedepankan sikap memberi dan meminta maaf. Hal ini dimaksudkan agar gesekan-gesekan yang pernah terjadi saat terjadi perbedaan kelompok dapat dilupakan.
b.      Mengenalkan Jam’iyah NU  sebagai organisasi  keagamaan dan kemasyarakatan.
c.       Melaksanakan taushiyah ‘alal haq melalui tindakan nyata (hal), halaqahan, ta’lim/pengajian. Kegiatan ta’lim pada masa itu terbilang sangat padat dan mendapat respon dan antusias warga. Terlihat dengan dilaksanaknnya pengajian baik pagi, siang, sore maupunmalam hari dirumah-rumah tuan guru seperti Tn.guru H. Mukri, Tn.Guru H.Arsyad Tuha, Tn. Guru H.Arsyad Qari,Tn. Guru H. Abdurrahman dan dirumah bendaharawan  Tn. Guru H. Basthami.
d.      Untuk mencerdaskan anak-anak bangsa, terkhusus warga Nahdliyin,  NU Cabang Alabio mendirikan Madrasah Diniyah yang pada gilirannya kelak akan menjadi cikal bakal Madrasah NU komplek  Zadul Ma’ad[3]. Dengan demikian komplek NU Zadul ma’ad yang sekarang secara historis merupakan hasil produk NU Cabang Alabio.
Melalui halaqahan, ta’lim, pengajian dan madrasah Diniyah diatas ditanamklan rasa kebencian yang mendalam terhadap penjajah Belanda NICA maupun Jepang. 

Baca Juga : NU Cabang Alabio Era Ibu Kota Kecamatan
                  NU CABANG ALABIO PERIODE 2009-2014
 Contact PCNU Alabio: Telp./Fax (0527)62446
                                     Email : nucabangalabio@gmail.com


[1] Kata ‘Oelama dulunya menggunakan ejaan Suwandi. Fonem “U” diwakili oleh huruf vocal O dan e (Oe= u)
[2] Surat Keputusan (SK)
[3] Madrasah NU Komplek Zadul Ma’ad terdiri dari RA Zadul Ma’ad 1 dan 2, MIN Galagah,MINU Zadul Ma’ad dan MTsNU Zadul Ma’ad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Tinggalkan Komentar